Pola Jlamprang
Rabu, 10 April 2013
Diposting oleh Museum Batik Pekalongan di 01.00
Motif
dari akulturasi budaya. Batik khas Pekalongan yang diadaptasi dari motif kain
tenun berganda / patola ( Gujarat ). Di daerah pedalaman ( Yogya/ solo )
dikenal dengan kain nitik ( memberi titik ). Di Bali disebut kain tenun
berganda Gringsing. Di Sumatera disebut cinde / Sinde / Side. Pada umumnya
terdiri dari pola geometris, ceplokan dalam bentuk lunglungan, anak panah, dan
bunga padma(teratai).
Keberadaan Museum Batik di Kota Pekalongan
Diposting oleh Museum Batik Pekalongan di 00.08
Pekalongan adalah sebuah kota yang terletak di pesisir
Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa yang mempunyai rentang kehidupan sebagaimana
masyarakat pesisir yang kental dengan kegiatan niaga. Salah satu mata pencaharian
masyarakat bukan hanya bertumpu pada sektor
perikanan, namun juga kerajinan. Diantaranya pembuatan kain batik.
Bahkan batik merupakan sebagai salah satu
sumber penghidupan pokok sebagian besar masyarakat Pekalongan yang sudah
mengakar turun menurun antar generasi.
Keberadaan
Museum Batik di Kota Pekalongan yang
berdiri tanggal 12 Juli 2006 tidak bisa dipisahkan dari jalan panjang
proses pendiriannya. Museum batik di
Kota Pekalongan sebenarnya sudah cukup lama berdiri, yakni sejak tahun 1972.
Pemrakarsa awal pendiriannya waktu itu masyarakat pembatikan di Pekalongan yang
menginginkan agar ada sebuah museum sebagai penunjang kota, alasannya karena
ragam corak sekaligus batik menjadi mata pencaharian masyarakat.
Tips Merawat Batik
Diposting oleh Museum Batik Pekalongan di 00.01
Agar
warna batik berbahan sutra dan serat tidak cepat pudar, awet dan tetap tampak
indah. Mencuci kain batik dengan menggunakan shampo rambut. Sebelumnya,
larutkan dulu shampo hingga tak ada lagi bagian yang mengental. Setelah itu
baru kain batik dicelupkan.
Anda juga bisa menggunakan sabun pencuci khusus untuk kain batik yang dijual di pasaran. Pada saat mencuci batik jangan digosok. Jangan pakai deterjen. Kalau batik tidak kotor cukup dicuci dengan air hangat. Sedangkan, kalau kotor, misalnya terkena noda makanan, bisa dihilangkan dengan sabun mandi atau bila kotor sekali, seperti terkena buangan knalpot, noda bisa dihilangkan dengan kulit jeruk dengan mengusapkan sabun atau kulit jeruk pada bagian yang kotor.
Anda juga bisa menggunakan sabun pencuci khusus untuk kain batik yang dijual di pasaran. Pada saat mencuci batik jangan digosok. Jangan pakai deterjen. Kalau batik tidak kotor cukup dicuci dengan air hangat. Sedangkan, kalau kotor, misalnya terkena noda makanan, bisa dihilangkan dengan sabun mandi atau bila kotor sekali, seperti terkena buangan knalpot, noda bisa dihilangkan dengan kulit jeruk dengan mengusapkan sabun atau kulit jeruk pada bagian yang kotor.
Cara Membuat Batik
Selasa, 09 April 2013
Diposting oleh Museum Batik Pekalongan di 23.58
Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk
membuat batik tulis:
Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini:
- Kain
mori (bisa terbuat dari sutra atau katun)
- Canting
sebagai alat pembentuk motif,
- Gawangan
(tempat untuk m enyampirkan kain)
- Lilin
(malam) yang dicairkan
- Panci
dan kompor kecil untuk memanaskan
- Larutan
pewarna
Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini:
Sedikit Perbedaan Batik Tulis dan Batik Cap
Diposting oleh Museum Batik Pekalongan di 23.56- Batik
Tulis
Dikerjakan
dengan menggunakan canting yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk
bisa menampung malam (lilin batik) dengan memiliki ujung berupa saluran/pipa
kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain.
Bentuk gambar/desain pada batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas,
sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif
bisa lebih kecil dibandingkan dengan batik cap. Gambar batik tulis bisa dilihat
pada kedua sisi kain nampak lebih rata (tembus bolak-balik) khusus bagi batik
tulis yang halus. Warna dasar kain biasanya lebih muda dibandingkan dengan
warna pada goresan motif (batik tulis putihan/tembokan). Setiap potongan gambar
(ragam hias) yang diulang pada lembar kain biasanya tidak akan pernah sama
bentuk dan ukurannya. Berbeda dengan batik cap yang kemungkinannya bisa sama
persis antara gambar yang satu dengan gambar lainnya. Waktu yang dibutuhkan
untuk pembuatan batik tulis relatif lebih lama (2 atau 3 kali lebih lama)
dibandingkan dengan pembuatan batik cap. Pengerjaan batik tulis yang halus bisa
memakan waktu 3 hingga 6 bulan lamanya. Alat kerja berupa canting harganya
relatif lebih murah berkisar Rp. 10.000,- hingga Rp. 20.000,-/pcs. Harga jual
batik tulis relatif lebih mahal, dikarenakan dari sisi kualitas biasanya lebih
bagus, mewah dan unik.
Sedikit Sejarah Tentang Batik di Pekalongan
Diposting oleh Museum Batik Pekalongan di 23.49
Meskipun
tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut
perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data
yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti
motif pohon kecil berupa bahan baju.
Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.
Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.
VISI, MISI dan Tujuan Museum Batik Pekalongan
Jumat, 05 April 2013
Diposting oleh Museum Batik Pekalongan di 23.04Visi, Misi, dan Tujuan
Setelah
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 12 Juli 2006 maka ditetapkan visi dan misi Museum Batik di Kota
Pekalongan sebagai berikut :
Terwujudnya
Museum Batik di Kota Pekalongan sebagai wadah untuk menggali, melestarikan dan
mengembangkan batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia serta pusat
informasi yang perlu dikembangkan, dibina dan dipelihara keberadaannya.
Langganan:
Postingan (Atom)